Layanan internet 4G Long Term Evolution (LTE) telah hadir di Indonesia sejak Desember 2014. Operator seluler gencar melakukan pembangunan dan ekspansi layanan internet nirkabel kecepatan tinggi ini ke berbagai kota pada 2015. Lalu, bagaimana wajah perkembangan 4G LTE di tahun 2016 ini? Hingga awal 2016 ini, ada lima operator seluler yang telah mengkomersialkan 4G LTE. Mereka adalah Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL Axiata, Smartfren, dan Bolt.
Realisasi dalam kehidupan sehari-hari saat ini, layanan 4G LTE di Indonesia bisa mencapai kecepatan sekitar 10 Mbps. Angka yang terbilang sangat cukup untuk aktivitas berselancar internet, membuka media sosial, sampai streaming video.
Semua operator seluler berlomba untuk memenangkan kompetisi 4G LTE dalam menjaring lebih banyak pelanggan, yang nampaknya pertarungan ini bakal terjadi di tahun 2016.
Jumlah Pelanggan dan Jangkauan
Dari sisi jumlah pengguna, Telkomsel dan XL Axiata bersaing sangat ketat. Keduanya di bulan Februari 2016 ini memiliki jumlah pelanggan 4G LTE di angka tiga jutaan secara nasional. Keduanya juga menargetkan bisa meraih 10 juta pelanggan 4G pada akhir 2016.
Telkomsel secara konsisten telah menggelar 4G LTE memanfaatkan 4.500 BTS di 14 kota, yaitu Jakarta, Bali, Bandung, Surabaya, Medan, Makassar, Lombok, Manado, Batam, Yogyakarta, Balikpapan, Malang, Pekanbaru, dan Banjarmasin.
XL mengklaim mengoperasikan sekitar 3.000 BTS untuk menggelar 4G LTE di 35 kota, antara lain Jabodetabek, Batam, Medan, Deli Serdang, Palembang, Banyu Asin, Pekanbaru, Banjarmasin, Banjarbaru, Manado, Bali, Denpasar, Bandung, Nusa Tenggara Barat, Lombok, Sidoarjo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Pacitan, Cirebon, Cimahi, Purwakarta, Sumedang, Pekalongan, Batang, Banyumas, Tegal, Brebes, Purwokerto, Solo.
Sementara Indosat sampai saat ini terkesan malu-malu mengungkap jumlah pelanggan 4G LTE-nya. Mereka hanya mengatakan jangkauan 4G LTE yang telah dibangun mampu melayani 40 juta pelanggan di 27 kota dan akan diperluas ke 14 kota lagi di tahun 2016, tanpa menyebut jumlah BTS 4G yang telah dioperasikan.
Kota-kota yang sudah dilayani 4G LTE Indosat adalah Makassar, Balikpapan, Padang, Lampung, Denpasar, Surabaya, Malang, Banyumas, Surakarta, Yogyakarta, Bandung, Tasikmalaya, Jepara, Kudus, Pati, Rembang, Semarang, Pontianak, Jakarta, Bogor dan Sukabumi. Sedangkan 15 kota yang mulai aktif pada akhir 2015 antara lain Tuban, Tegal, Pekalongan, Medan, Batam, Palembang, Banjarmasin, Pekanbaru, Manado, Mataran, Madura, Pacitan, Cirebon dan Purwakarta.
Layanan Bolt yang dioperasikan oleh Internux saat ini telah memiliki 3.600 BTS dan melayani sekitar 1,8 juta pelanggan sampai Februari 2016 di Jabodetabek, Banten, dan Medan.
Operator Smartfren yang juga gencar memperluas 4G LTE, kini memiliki sekitar 1 juta pelanggan 4G dari total 13 juta pelanggan pada awal 2016. Smartfren berkata telah membawa 4G LTE ke 85 kota di provinsi Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Lombok, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Barat.
Frekuensi
Saat ini tercatat ada tiga operator seluler yang memanfaatkan frekuensi 900 MHz dan 1.800 MHz untuk 4G LTE, yaitu Telkomsel, XL, dan Indosat.
Tri tercatat juga memanfaatkan frekuensi 1.800 MHz, tetapi mereka belum meluncurkan 4G LTE sampai sekarang ini. Perusahaan ini berjanji bakal mengkomersialkan 4G LTE di enam kota dalam waktu dekat.
Bolt sejauh ini hanya memanfaatkan satu frekuensi, yaitu 2.300 MHz. Sementara Smartfren memakai 850 MHz dan 2.300 MHz.
Pada dasarnya, frekuensi rendah lebih baik karena memiliki sifat jangkauan yang lebih luas dan bisa menembus tembok tebal sampai tempat parkir di bawah tanah.
Teknologi TDD dan FDD
Dalam 4G LTE, saat ini terdapat dua standar teknologi untuk mengantarkan data kecepatan tinggi, yaitu time division duplex (TDD) dan frequency division duplex (FDD).
Sistem kerja standar TDD melakukan proses mengirim dan menerima data pada frekuensi yang sama, tetapi masing-masing hanya sepersekian detik, bergantian antara keduanya. Untuk melihat karakter teknologi TDD, EVers bisa melihatnya bahwa kecepatan akses unduhnya (download) sangat cepat, tetapi akses unggah (upload) cenderung lemah.
Sementara standar FDD mengirim dan menerima dalam saluran yang berbeda. Metode ini meminimalkan gangguan yang mungkin terjadi dalam proses pengantaran data sehingga membuat penerimaan jadi lebih baik. Biasanya, FDD bisa dilihat dari karakter kecepatan akses unduh dan unggah yang seimbang.
Telkomsel, XL, dan Indosat, saat ini memakai standar teknologi FDD, kemudian Bolt memakai TDD, dan Smartfren paling unik, karena mereka memakai kedua standar 4G LTE itu. Smartfren memakai FDD di frekuensi 850 MHz untuk memberi jangkauan yang lebih luas, dan TDD di 2.300 MHz agar menunjang akses unduh bagi pelanggan yang haus data.
Berbagi Jaringan Indosat dan XL
Sejak Rudiantara menjabat sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika, industri telekomunikasi di Indonesia didorong untuk melakukan efisiensi demi menghemat sumber daya dan dana. Perusahaan telekomunikasi didukung untuk berbagi jaringan. Konsep berbagi yang diterapkan bukan hanya yang sifatnya pasif pada komponen non-elektronik, tetapi juga berbagi dalam sifat aktif untuk perangkat elektronik di menara pemancar.
Berkat dorongan itu, perusahaan Indosat Ooredoo dan XL Axiata untuk pertama kalinya melakukan kerja sama berbagi radio akses 4G LTE atau populer disebut multi operator radio access network (MORAN).
Pelanggan dari kedua operator akan merasakan pengalaman memakai 4G LTE seperti biasa. Pelanggan Indosat tak akan merasakan pengalaman berbeda walau mereka sebenarnya sedang memakai jaringan XL. Begitu juga pelanggan XL ketika pakai jaringan 4G LTE Indosat.
Kerja sama ini berlangsung di empat kota meliputi Banyumas, Surakarta, Batam, dan Banjarmasin. Mereka punya rencana memperluas kerja sama di kota lain pada tahun ini.
Tarif
Kebanyakan operator seluler di Indonesia tidak membedakan tarif antara paket internet nirkabel 3G dan 4G. Perusahaan-perusahaan ini menjual paket internet mulai dari Rp 80.000 untuk kuota sekitar 2 GB dan waktu berlangganan selama 30 hari. Ini juga berlaku di Telkomsel yang terkenal sebagai operator dengan tarif seluler tertinggi di Indonesia.
Memasukin era 4G LTE, operator seluler terlihat lebih dewasa. Mereka sepakat tidak mau melakukan perang harga seperti yang terjadi di era 3G. Kini, banyak operator seluler yang fokus mencari pelanggan berkualitas, dalam arti pelanggan yang loyal.
Smartphone Harga Bersahabat
Untuk bisa menikmati 4G LTE, setidaknya ada dua perangkat lain yang dibutuhkan untuk mengaksesnya. EVers harus memastikan bahwa telah mengganti kartu SIM seluler dan pakai smartphone yang telah mendukung teknologi 4G LTE.
Makin ke sini harga perangkat 4G LTE semakin murah. EVERCOSS sebagai produsen perangkat mobile nasional sangat mengerti atas kebutuhan pasar, dan olah karenya EVERCOSS menyediakan dua smartphone yang mendukung 4G LTE, yaitu Elevate Y3+ dan Winner T3.
Elevate Y3+ sangat cocok untuk para mahasiswa dan karyawan yang butuh akses internet dalam membantu menyelesaikan tugas, dan tidak membuat kantung kempis karena harganya sangat masuk akal, Rp 1.599.000 Sementara Winner T3 sangat cocok untuk para pelajar karena perangkat tersebut dibanderol dengan harga terjangkau, Rp 999.000. Kedunya didukung oleh fitur fotografi yang baik.
Demikian tadi kondisi terkini dan seluk-beluk teknologi seluler 4G LTE di Indonesia. Buat kamu yang belum masuk dalam dunia 4G LTE, segera lah beralih dan rasakan sensasi internet cepat ini. Sementara yang sudah beralih ke 4G LTE, mari berbagi cerita atau pengalamanmu pada kolom komentar di bawah.
Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Kamu Ketahui Tentang Elevate Y3+