
Di Indonesia, ada banyak organisasi, yayasan, dan program yang bergerak di bidang pendidikan di berbagai tingkat. Ada yang ingin memajukan pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah, sampai universitas. Tapi, di antara organisasi dan yayasan itu, ada beberapa yang secara khusus bertujuan merangkul anak-anak jalanan agar mereka mendapatkan pendidikan dan hak yang lebih layak sebagai anak. Salah satu dari organisasi itu adalah gerakan bernama Sahabat Anak.
Sahabat Anak ini sendiri sebenarnya cukup unik dan spesial, karena sudah berdiri sejak lama dan punya sejarah yang cukup panjang dan patut diacungi jempol.
Berawal dari Jambore Anak Jalanan
Nama Sahabat Anak sendiri sebenarnya baru muncul di tahun 2005. Tapi, gerakan ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 1997 lalu dengan nama Jambore Anak Jalanan. Diprakarsai oleh sebuah yayasan bernama Yayasan KDM, jambore ini mengundang anak-anak jalanan untuk belajar dan bermain bersama di Hari Anak Nasional tanggal 23 Juli tahun itu. Selain itu, jambore ini juga mengundang anak muda dari berbagai universitas untuk ikut berpartisipasi secara sukarela.
Berhasil mengumpulkan 200 anak jalanan untuk ikut, jambore itu sendiri berakhir baik, tapi tidak hanya berhenti sampai di situ. Di tahun yang sama, panitia acara mengadakan beberapa acara lanjutan, yaitu acara 17-an serta merancang sekolah untuk anak jalanan menggunakan fasilitas Asrama KDM.
Setelah acara perdana itu, Jambore Anak Nasional terus diadakan tiap tahunnya dengan konsep yang selalu beda dan unik, tapi punya tujuan sama: membantu anak jalanan mendapat pendidikan yang layak. Acara tambahan yang dilakukan juga selalu ada. Melihat perkembangannya, para panitianya memutuskan untuk menjadikan jambore ini sebagai sesuatu yang berkelanjutan. Akhirnya, pada tahun 2005, Jambore Anak Jalanan ini berubah menjadi sebuah Gerakan Sahabat Anak.

Menjadi sesuatu yang lebih “serius”, Gerakan Sahabat Anak juga mulai mengadakan program yang lebih berkelanjutan dan menjangkau wilayah yang lebih luas. Untuk kegiatan rutinnya, Sahabat Anak membuka kelas belajar untuk anak-anak jalanan ini di tujuh titik di Jakarta. Tujuannya sederhana: untuk anak-anak jalanan yang masih bisa masuk sekolah, mereka akan diajarkan untuk belajar mengerjakan PR atau membahas pelajaran yang mereka terima di sekolah. Untuk anak-anak jalanan yang tidak pernah menerima pendidikan sekolah, mereka akan diajarkan membaca, menulis, menghitung, dan berbagai macam pendidikan dasar lainnya.
Di samping program rutin, Sahabat anak juga mengadakan berbagai macam program tahunan lain yang selalu unik dan menjangkau lebih banyak yayasan dan anak jalanan. Tahun lalu misalnya, Sahabat Anak mengadakan “Tas untuk Sahabat”, sebuah program dimana EVers bisa mendonasikan Rp 100.000 yang nantinya akan digunakan untuk membeli tas sekolah. Tas ini kemudian akan didistribusikan ke anak-anak sekolah dan kurang mampu di daerah Jakarta sampai daerah delapan terpencil Aceh, Mentawai, Kalimantan, Sulawesi, Lombok, dan Jawa Timur. Program inipun berakhir dengan tota 925 tas terdistribusi, 725 ke daerah terpencil, dan 200 sisanya ke berbagai yayasan di Jakarta.
Oh, by the way, Jambore Anak Jalanan juga masih diadakan tiap tahun loh, dengan nama Jambore Sahabat Anak dan dengan program yang tetap sama: mengumpulkan anak-anak jalanan untuk belajar dan tentunya bermain bersama, serta mengajak anak muda Indonesia untuk berpartisipasi dan membantu.
Peduli Pendidikan Anak Indonesia
Gerakan ini patut diacungi jempol karena bersekolah ataupun tidak, anak-anak jalanan ini menjalani kehidupan yang lebih berat dari anak-anak biasa yang berkecukupan. Mereka biasanya dituntut untuk membantu orang tuanya bekerja untuk membantu penghasilan keluarga, dan hasilnya juga tidak seberapa. Padahal, anak-anak ini harusnya mendapat hak untuk bermain dan berinteraksi dengan anak-anak lain yang seumuran.
Sebagai bagian dari masyarakat Indonesia, EVERCOSS sendiri juga tidak kalah peduli dengan dunia pendidikan Indonesia, khususnya di tingkat sekolah. Implementasinya juga banyak, diantaranya adalah program bernama DNA Initiative yang mencoba merangkul siswa SMK dengan memberikan mereka pendidikan mengenai perangkat, jaringan, serta aplikasi mobile, serta kesempatan untuk mengimplementasikannya di dunia kerja langsung. Kalau kamu penasaran, kamu bisa membaca informasi lebih lanjut mengenai DNA Initiative di sini.

Selain itu, EVERCOSS juga menciptakan dan memasang aplikasi ECBook ke salah satu perangkat terbarunya, yaitu Winner Tab S3. Dengan aplikasi ini, EVers bisa mengakses berbagai macam buku pelajaran SD, SMP, SMA, dan SMK yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat itu. Dengan begitu, EVers yang masih bersekolah atau punya anak yang masih bersekolah bisa menggunakan aplikasi ini sebagai alat bantu untuk belajar.
Ke depannya, EVERCOSS juga akan melakukan berbagai inisiatif lain untuk membantu mengembangkan dunia pendidikan Indonesia, terutama di tingkat sekolah. Jadi, tunggu saja berita berikutnya dari EVERCOSS :)
Baca Juga: Review EVERCOSS Winner Tab S3 - Tablet Cerdas yang Ramah Keluarga
